Perusahaan FMCG makanan & minuman ini terus berinovasi untuk mendorong pertumbuhan dan memberikan nilai tambah pada semua pemangku kepentingan.
Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Niramas Utama (INACO) meresmikan dimulainya perjalanan transformasi digital perusahaan menuju green industry dengan persemian “Go Live” sistem manajemen informasi produksi dan monitoring energi di Pabrik Pusat PT Niramas Utama di Bekasi.Sebagai langkah awal menuju green industry, PT Niramas Utama menggandeng Schneider Electric dan PT JETEC Indonesia.
Peresmian ini sekaligus menjadi pembuktian komitmen PT Niramas Utama dalam mengedepankan inovasi untuk keberlanjutan bisnis dan lingkungan. Berdiri sejak 1990, PT Niramas Utama memproduksi makanan dan minuman berbasis Nata De Coco yang dikenal luas dengan brand INACO.
Berlandaskan pada INACO WAY dengan semangat Innovative Never Give up Adaptive Courageous Ownership, perusahaan terus berinovasi untuk mendorong pertumbuhan dan memberikan nilai tambah pada semua pemangku kepentingan. Komitmennya ini telah diakui dengan sejumlah penghargaan dan pengakuan yang diterima, baik lokal maupun internasional atas sejumlah inisiatif dan inovasi produk yang diluncurkan.
Adapun Pabrik Pusat INACO di Bekasi memproduksi berbagai produk unggulan, seperti jelly, RTD, Nata De Coco, dan pudding. Berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar, pabrik ini memiliki fasilitas lengkap, mulai dari fasilitas Penelitian dan Pengembangan, pergudangan, perkantoran serta administrasi, fasilitas kunjungan pabrik juga demo aplikasi produk dan masih banyak lagi.
“Go Live” sistem otomasi monitoring energi dan performa lini produksi diresmikan BOD PT Niramas Utama (INACO) Adhi Lukman beserta jajaran manajemen; Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Ir. Putu Juli Ardika, ; Ketua Tim Pengembangan Program Transformasi Industri Hijau Kemenperin Ahmad Taufik; Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Bapak Roberto Rossi, Industry Business Vice President Schneider Electric Indonesia Martin Setiawan; serta Direktur PT JETEC Indonesia Olivier Vifflantzeff.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam kesempatan tersebut mengatakan, Kemenperin memiliki target untuk dapat mencapai NZE di sektor industri 10 tahun lebih cepat dari target nasional. Ada empat strategi yang akan menjadi pondasi yaitu transisi ke energi baru terbarukan, manajemen dan efisiensi energi, strategi elektrifikasi dalam proses produksi, serta pemanfaatan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS). Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang diharapkan berperan aktif dalam mencapai NZE ini.
“Kami menyambut baik inisiatif PT Niramas Utama atau INACO dalam upaya dekarbonisasi, dan transformasi digitalnya menjadi green industry. INACO menjadi contoh bagi industri lainnya dalam implementasi industri 4.0 dan green industry. Kami berharap akan tumbuh lebih banyak lagi inisiatif-inisiatif seperti ini, agar daya saing sektor industri kita semakin meningkat di dunia internasional,” kata Putu.
Sementara itu, BOD PT Niramas Utama Adhi Lukman menjelaskan bahwa pabrik di Bekasi menjadi proyek pertama digitalisasi sistem manajemen informasi produksi dan monitoring energi, sekaligus menjadi bukti komitmen perusahaan dalam penerapan revolusi industri 4.0 secara bertahap.
Tujuan utamanya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, optimalisasi proses bisnis, pengembangan kompetensi SDM, dan juga pemenuhan tanggung jawab perusahaan terhadap penghematan energi dan pengurangan emisi karbon untuk mendukung tercapainya target SDGs.
“Kami percaya bahwa pencapaian target NZE Indonesia merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan swasta, lintas sektor dan menjangkau seluruh skala bisnis termasuk industri kecil dan menengah,” ucap Adhi Lukman.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi menjelaskan bahwa tantangan mendasar yang dialami mayoritas IKM saat ini adalah belum adanya visibilitas menyeluruh dan integrasi data terhadap manajemen sumber daya (energi, air, gas, dsb) dan aset yang dapat diperoleh secara cepat, akurat dan real time. Hal ini karena proses pencatatan dan pengumpulan data yang masih manual. Selain itu pola pikir dan kesiapan sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi juga membutuhkan atensi khusus.
Dalam hal ini, Schneider Electric memiliki visi misi untuk menjadi mitra digital bagi pelaku industri. “Lebih dari sekadar penyedia teknologi, kami ingin menjadi mitra strategis yang mendampingi pelaku industri dalam setiap tahapan transformasinya. Selain teknologi, kami memberikan pendampingan melalui pelatihan, workshop, forum-forum diskusi di tiap level manajemen baik untuk manajemen lini pertama, menengah hingga manajemen puncak. Kami memiliki tim konsultan yang akan memetakan kebutuhan transformasi, target hingga detil rencana aksi untuk memastikan transformasi yang dilakukan memberikan keuntungan bisnis dan keberpihakan pada lingkungan,” pungkasnya.