GSMA: Indonesia Harus Percepat Implementasi Strategi Digital untuk Mencapai Ambisi Ekonomi Global pada 2030

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital | Laporan terbaru dari GSMA, yang diterbitkan dalam Indonesia Digital Nations Summit di Jakarta, menyoroti kemajuan Indonesia dalam menjadi negara digital dan mengemukakan rekomendasi kunci untuk percepatan implementasi strategi digital.

Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah signifikan, GSMA menekankan perlunya pendekatan “seluruh pemerintah” yang lebih terkoordinasi agar Indonesia dapat mencapai tujuannya sebagai salah satu ekonomi global teratas pada tahun 2030.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjadi pemimpin digital, tetapi laporan GSMA menyoroti kebutuhan untuk koordinasi lebih lanjut antardepartemen. Rekomendasi utama melibatkan lima pilar kritis, yakni Infrastruktur, Inovasi, Tata Kelola Data, Keamanan, dan Masyarakat.

Sebagai bagian dari laporan yang berjudul “Membentuk negara digital yang tangguh: Usulan untuk masa depan Indonesia,” GSMA menunjukkan, bahwa adopsi teknologi jaringan 5G adalah elemen kunci dalam mendukung visi Indonesia sebagai negara digital.

Investasi yang tepat dalam infrastruktur digital diperkirakan dapat membuka keran investasi sebesar $18 miliar dari industri selular antara 2024 dan 2030, memberikan kontribusi sebesar $41 miliar terhadap PDB dalam enam tahun mendatang.

Julian Gorman, Head of APAC GSMA, menekankan perlunya kolaborasi pemerintah dan sektor swasta. Untuk merealisasikan hal itu, diperlukan pendekatan seluruh pemerintah (Whole-of-Government) untuk memastikan langkah-langkah yang tepat dan sesuai, termasuk memberikan insentif investasi infrastruktur, menyederhanakan biaya sektor spesifik, dan mengurangi birokrasi.

“Meskipun Indonesia telah berhasil melibatkan 96% populasi dengan jaringan 4G, konektivitas 5G diidentifikasi sebagai kunci utama untuk mencapai target ekonomi baru. GSMA merekomendasikan langkah-langkah konkret, termasuk memastikan investasi berkelanjutan dalam jaringan digital dan mencapai harga spektrum yang berkelanjutan,” papar Julian.

Pentingnya harga spektrum yang berkelanjutan menjadi sorotan khusus GSMA, dia menambahkan, dengan peringatan bahwa Indonesia berisiko kehilangan produktivitas sebesar $14 miliar jika tidak memastikan harga spektrum yang berkelanjutan. GSMA menyarankan penetapan harga cadangan yang konservatif, peninjauan formula biaya hak penggunaan spektrum tahunan, dan penyusunan roadmap spektrum yang jelas.