Tergiur Potensi Pasar Konstruksi Nasional, Koka Indonesia siap Melantai di Bursa

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Properti | PT Koka Indonesia Tbk (“Perseroan”), perusahaan kontraktor yang berpengalaman menangani proyek-proyek strategis di Indonesia terutama dari klien yang berasal dari China, berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2023 mendatang. Perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam penawaran umum perdana saham ini.

Michael Albert Massie, Director PT Koka Indonesia Tbk, menjelaskan Perseroan berencana untuk melepaskan sebanyak- banyaknya 715.333.000 (tujuh ratus lima belas juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu) saham atau sekitar 25% (dua puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.

Adapun harga saham yang ditawarkan berkisar Rp 128 sampai dengan Rp 161 per lembar saham. “Dari hasil IPO ini diperkirakan Perseroan akan mendapatkan dana sekitar Rp14,9 miliar,” kata Michael saat acara Public Expose di Jakarta, Kamis (21/9/23).

Saat ini, rencana IPO sudah memasuki masa penawaran awal (book building) yang akan berakhir pada tanggal 26 September 2023. Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diperoleh pada tanggal 29 September 2023, sehingga masa penawaran umum dapat berlangsung pada tanggal 3-9 Oktober 2023.

Jika seluruh proses berjalan lancar, maka diperkirakan pencatatan perdana saham Perseroan di BEI dapat terlaksana pada tanggal 11 Oktober 2023. Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan dalam bentuk pembelian alat-alat berat dan juga modal kerja Perseroan.

Baca juga: Waspada Saham IP0 Memiliki Volatilitas Tinggi, Berikut Tip Membeli Saham IPO

Lebih jauh Michael menyatakan, Koka memiliki posisi unik di industri konstruksi nasional karena mengetahui how to doing business di Indonesia dan memiliki koneksi yang sangat baik dengan perusahaan-perusahaan BUMN China. PT Koka adalah kontraktor yang selama ini berpengalaman menangani proyek-proyek strategis di Indonesia asal China.

“Koka adalah perusahaan skala menengah-besar. Dengan melakukan IPO Koka juga ingin memperluas usahanya bukan hanya menggarap captive market perusahaan asal China yang ingin berinvestasi di Indonesia. Selain itu, tujuan IPO di BEI juga ingin meningkatkan citra perusahaan, sehingga makin banyak perusahaan Indonesia yang mengenal Koka dan tertarik berbisnis dengan Koka,” kata Michael.

Koka Indonesia
Public Expose PT Koka Indonesia Tbk

Bermula dari desain interior, renovasi dan furniture pada awal beroperasi, kini PT Koka fokus pada hal yang lebih prestisius dan rumit yang memerlukan keahlian teknis seperti teknik kota dan teknik geoteknik. Sejak awal beroperasi pada tahun 2011, PT Koka Indonesia telah menyelesaikan lebih dari 50 proyek.

Bicara mengenai potensi pasar konstruksi di Indonesia, Michael mengungkapkan, nilainya diperkirakan mencapai USD 264,34 miliar pada tahun 2023 dan diperkirakan akan mencapai USD 379,41 miliar pada tahun 2028, atau tumbuh sebesar 7,50% (CAGR) selama periode 2023-2028.

“Indonesia adalah pasar konstruksi paling produktif dan menguntungkan kedua di Asia, dimana terdapat banyak proyek konstruksi sedang berlangsung di sektor perumahan dan non-perumahan,” tuturnya.

Perseroan saat ini dikendalikan oleh Gao Jing, warga negara China, yang bertindak sebagai pemegang saham pengendali sekaligus Direktur Utama dari Perseroan. Dalam keterangannya kepada rekan media, Direktur Utama Perseroan Gao Jing, menuturkan bahwa rencana IPO Perseroan menjadi tonggak pencapaian dalam sejarah Perseroan yang sudah berlangsung selama lebih dari 10 tahun berkecimpung di bidang kontraktor.

Transfer Pengetahuan dan Teknologi

Sebagai perusahaan PMA asal China, saat ini ada delapan BOD yang berasal dari negara tersebut. Sementara jumlah karyawan asal Indonesia jumlahnya mencapai 352 orang. “Meskipun banyak BOD dan pimpinan level atas seperti direktur proyek berasal dari China, tapi mereka bisa mendelegasikan atau mentransfer knowledge dan teknologi yang sangat penting bagi pekerja Indonesia, baik itu pekerja tetap, buruh harian maupun pihak ketiga,” jelas Michael.

Baca juga: Menteri Ketenagakerjaaan Apresiasi Langkah Gravel Mengurangi Pengangguran di Sektor Konstruksi

Menjawab isu banyaknya tenaga kerja asal China, baik tenaga ahli maupun non ahli yang dipekerjakan pada perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di Indonesia, sehingga bisa menggeser pekerja lokal, Michael menegaskan, isu tersebut tidak berpengaruh pada kegiatan operasional Perseroan.

“Saya melihat sendiri di proyek-proyek, mereka (tenaga kerja lokal) sangat senang bisa bekerja dengan pekerja asal China, karena mendapatkan pengetahuan dan teknologi yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya Saya sebagai orang Indonesia yang ada di perusahaan ini, isu-isu tersebut bisa kita tangani dengan positif. Saya melihat bagaimana perusahaan ini merekrut pekerja asal Indonesia bukan hanya di level staf, tapi ada juga di level manajerial, level direktur seperti saya. Yang kami harapkan sebagai orang Indonesia, bahwa teknologi dan pengalaman-pengalaman mereka bisa kami serap,” bebernya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here