Tips Bagi Pekerja Kantoran Agar Bisa Terlepas dari Sedentary Lifestyle

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Gaya hidup modern yang didukung oleh perkembangan teknologi memberikan banyak kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, sayangnya, kemudahan tersebut juga berdampak negatif pada gaya hidup manusia. Banyak orang cenderung menjadi malas bergerak (mager) dan jarang melakukan aktivitas fisik, yang dikenal dengan istilah sedentary lifestyle.

Ilustrasi Sequis

Menurut Kementerian Kesehatan, sedentary lifestyle mengacu pada segala jenis aktivitas di luar waktu tidur dengan jumlah kalori yang terbakar sangat sedikit. Gaya hidup sedentary dapat dibagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan durasi waktu, yaitu tingkat rendah dengan durasi kurang dari 2 jam, tingkat menengah dengan durasi 2-5 jam, dan tingkat tinggi dengan durasi lebih dari 5 jam.

Gaya hidup sedentary ini sering terjadi di kalangan pekerja kantoran, di mana mereka menghabiskan sebagian besar harinya duduk di dalam ruangan selama 8 hingga 10 jam dengan aktivitas yang monoton, seperti bekerja di depan komputer dan sesekali menghadiri rapat di dalam ruangan. Saat makan siang, mereka tetap berada di dalam ruangan, jarang mengeluarkan banyak tenaga, dan kurang berjalan kaki. Kebiasaan ngemil, minum kopi, atau minuman kekinian juga sering menjadi pelengkap saat bekerja. Kebiasaan-kebiasaan ini meningkatkan risiko gaya hidup sedentary pada tingkatan yang tinggi.

Dr. Fridolin Seto Pandu, Senior Manager Medical Underwriter dari Sequis, menyarankan agar masyarakat modern mengurangi kebiasaan sedentary lifestyle dengan melawan rasa malas untuk bergerak dan meningkatkan motivasi diri untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Beberapa tips yang diberikan oleh dr. Fridolin antara lain:

  1. Manfaatkan waktu makan siang untuk melakukan aktivitas ringan, seperti berjalan kaki.
  2. Hindari posisi duduk yang dapat menyebabkan sakit punggung dan leher. Pastikan postur tubuh dalam keadaan tegak saat duduk, dan usahakan kaki selalu ada di lantai agar peredaran darah lebih lancar.
  3. Lakukan peregangan tubuh selama 5-10 menit di sela-sela waktu kerja.
  4. Lakukan olahraga minimal 3-4 kali seminggu selama 30-40 menit agar tubuh tetap bugar.

Sedentary lifestyle memiliki risiko kesehatan yang berpotensi timbul, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Penyakit-penyakit ini sangat berbahaya bagi tubuh. Selain melakukan aktivitas fisik, dr. Fridolin juga menyarankan agar pekerja kantoran menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah penyakit sejak dini.

Pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan hipertensi untuk mencegah stroke, pemeriksaan pap smear untuk mencegah kanker serviks, dan Medical Check-Up (MCU) sebagai pemeriksaan menyeluruh untuk mendeteksi potensi penyakit kritis pada tubuh. Pemeriksaan dini merupakan langkah preventif karena beberapa penyakit kritis dapat dideteksi pada tahap awal, sehingga masih ada harapan hidup yang lebih tinggi.

Sebagai solusi lain untuk mengurangi risiko penyakit kritis akibat gaya hidup sedentary tanpa mengganggu kondisi finansial, Sequis mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis sebagai jaring pengaman finansial. Dengan memiliki asuransi tersebut, saat mengalami risiko sakit, kondisi keuangan tetap terjaga karena perusahaan asuransi yang akan menanggung biaya pengobatan sesuai manfaat polis yang dimiliki oleh nasabah.

Dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya gaya hidup sedentary dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik. Bergeraklah lebih banyak dan jangan biarkan pekerjaan kantor menghancurkan kesehatan kita.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here