88Spares.com Berikan Kemudahan Bagi TPT Masuki Industri 4.0

PT Delapan Suku Cadang sebagai pengelola marketplace 88Spares.com menawarkan kemudahan bagi pelaku usaha Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) melakukan transformasi digital memasuki era Industri 4.0. Menurut Rosari Soendjoto, Co-Founder dan CMO 88Spares.com, dengan menjadi marketplace yang mempertemukan pembeli dan penjual mesin, bahan baku, dan produk akhir tekstil, perusahaannya bisa membantu pelaku industri familiar dengan konsep kemudahan berbisnis dalam Industri 4.0.

Rosari Soendjoto, Co-Founder dan CMO 88Spares.com.

“Selama hampir satu tahun beroperasi, kami sudah bekerjasama dengan 100 merek OEM dan aftermarket mesin dan bahan baku tekstil yang menjual lebih dari 6.000 item. Saat ini, kami sedang dalam proses digitizing lebih banyak lagi produk, sehingga sampai akhir kuartal II tahun depan, jumlah item yang kami jual mencapai 252.000,” kata Rosari dalam seminar nasional tekstil bertema ‘Strategi Transformasi Industri TPT Menuju Industri 4.0‘ di Hotel Citra Grand, Karawang, Jawa Barat.

Menurutnya, dengan membeli suku cadang mesin dan bahan baku tekstil dari 88Spares.com, proses pembelian barang bisa dilakukan dengan cepat dan hemat. Ia menambahkan, biasanya untuk mencari suku cadang mesin tekstil lama butuh dua minggu dengan cara yang konvensional.

“Sementara di kami, bisa mencari sendiri di website atau menghubungi sales kami untuk bisa mengetahui siapa penjual langsung item yang dicari, melakukan pemesanan, dan pembayaran dengan harga yang jujur dan transparan. Bagian purchasing perusahaan TPT dimudahkan dengan 88Spares.com, karena lebih cepat dan bisa hemat biaya hingga 20% dibanding membeli secara konvensional,” katanya.

Ya, maklum saja Industri 4.0 menjadi hal yang penting bagi industri TPT saat ini. Alasannya karena pemanfaatan teknologi dalam industri generasi keempat dapat mempermudah pekerjaan bukan menggantikan fungsi pekerja manusia dengan robot. Untuk itu, tak perlu khawatir jika teknologi bisa menggantikan manusia. Justru, manusia yang menciptakan teknologi tersebut.

“Jadi biarkan teknologi yang membantu kita mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta sehingga bisa lebih produktif,” tegas dia.

Ade Sudrajat, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai seluruh perusahaan anggota asosiasi membutuhkan bantuan pemerintah dan pihak-pihak lainnya untuk dapat bertransformasi dan menerapkan standar Industri 4.0. Selain menghadapi tantangan keterbatasan akses ke pasokan bahan mentah dan ketergantungan yang tinggi pada bahan impor, Ade mencatat ada tiga hal lain yang menghambat kinerja seluruh anggota API.

“Dari sisi power, manpower, dan market access masih kalah dibandingkan dengan Bangladesh dan Vietnam yang menjadi pemain tekstil baru yang mampu menyalip Indonesia,” kata Ade.

Sementara Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, industri TPT  adalah satu dari lima sektor yang diharapkan bisa melakukan revolusi Industri 4.0 demi meningkatkan produktivitas dengan menerapkan konektivitas antara manusia, mesin, dan data.

Diungkapkan Harris, khusus untuk industri TPT masih terdapat produksi dalam negeri yang masih lemah untuk bersaing dengan produsen dari negara lain yaitu weaving, knitting, dyeing, finishing, serta sektor penunjang seperti spinning dan serat.

Upaya untuk memperkuat pelaku industri TPT di bidang itu diperlukan peningkatan kapasitas melalui investasi mesin modern dengan skema pembiayaan yang ramah industri. “Saya selalu tekankan kepada Bank Indonesia (BI) bahwa TPT ini bukan sunset industry, tetapi akan terus tumbuh dan berkembang karena permintaan pakaian di masyarakat itu tidak mungkin berkurang,” kata Haris.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.