Tahun 2025, Titik Balik Transformasi Pembayaran B2B di Indonesia

0
Jaringan Edge Computing teknologi baru
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

5 Tren Utama Pembayaran B2B di 2025 - Marketing.co.idTahun 2025 diprediksi menjadi titik penting dalam transformasi pembayaran B2B, dengan adopsi teknologi yang kian masif untuk menjawab kebutuhan bisnis yang semakin kompleks.

Marketing.co.id – Berita Digital | Tahun 2025 diprediksi menjadi momen penting bagi transformasi pembayaran Business-to-Business (B2B) di Indonesia. Adopsi teknologi digital kian masif seiring meningkatnya kompleksitas kebutuhan bisnis dan percepatan ekonomi digital nasional.

Menurut proyeksi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025, diperkirakan mencapai 5,2%, sejalan dengan target pemerintah dalam APBN 2025. Di sisi lain, sektor ekonomi digital menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut.

Ekonomi Digital Indonesia Terus Tumbuh Pesat

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024, dari Google, Temasek, dan Bain, ekosistem digital Indonesia berkontribusi sebesar 40% dari total transaksi digital ASEAN. Nilainya diperkirakan mencapai 200–300 miliar USD pada tahun 2030.

Pertumbuhan ini memicu hadirnya berbagai teknologi pendukung seperti pembayaran real-time, Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), Optical Character Recognition (OCR), serta berbagai metode pembayaran digital. Berbagai inovasi tersebut kini mulai diadopsi oleh pelaku usaha lintas sektor untuk memperluas pasar sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.

Tantangan Efisiensi Operasional B2B

Meski digitalisasi terus berkembang, operasional bisnis B2B masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti fragmentasi sistem pembayaran; waktu pembayaran yang bisa mencapai 34 hari; dan sekitar 40% invoice tidak dibayar tepat waktu akibat proses manual, kurangnya transparansi, dan kesalahan administrasi. Kondisi ini menunjukkan perlunya solusi digital yang dapat mengotomatisasi dan menyederhanakan proses pembayaran B2B di Indonesia.

Sebagai platform invoicing dan pembayaran digital, Paper.id berkomitmen membantu pelaku bisnis mengatasi tantangan tersebut melalui teknologi inovatif. Komitmen ini diwujudkan dengan peluncuran white paper berjudul “2025 Outlook: The Future of B2B Transactions in Indonesia – 5 Key Trends and Technologies” yang dirilis pada 11 Desember 2024.

White paper ini membahas tren utama yang diyakini akan mengubah lanskap pembayaran B2B di Indonesia, sekaligus memberikan panduan strategis bagi bisnis agar tetap kompetitif di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Lima Tren Utama Pembayaran B2B di 2025

Paper.id mengidentifikasi 5 tren utama yang akan membentuk masa depan pembayaran B2B pada tahun 2025:

1. Otomatisasi Manajemen Piutang dan Utang (AR/AP Automation) – Digitalisasi proses keuangan akan mengurangi kesalahan manusia, mempercepat rekonsiliasi, dan meningkatkan arus kas bisnis.
2. Integrasi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) – Teknologi AI/ML digunakan untuk menganalisis pola pembayaran, mendeteksi anomali, dan memprediksi arus kas dengan lebih akurat.
3. Kartu Virtual (Virtual Cards) – Solusi pembayaran modern yang lebih aman dan fleksibel bagi transaksi antarperusahaan.
4. Pembayaran Lintas Batas (Cross-Border Payments) – Memudahkan pelaku bisnis Indonesia menjangkau pasar global dengan biaya transaksi yang lebih efisien.
5. Keamanan Proaktif dalam Transaksi Digital – Peningkatan sistem keamanan siber untuk melindungi data dan mencegah penipuan digital.

Menurut Jeremy Limman, Chief Product Officer sekaligus Co-Founder Paper.id, banyak pelaku bisnis di Indonesia mulai mengadopsi teknologi digital demi meningkatkan pendapatan. Namun, masih ada keraguan dalam memaksimalkan teknologi ini untuk kegiatan operasional.

Jeremy mencontohkan pemanfaatan OCR (Optical Character Recognition) untuk membantu tim operasional mencocokkan dokumen invoice dan form pemesanan dari berbagai format.
Ia juga menambahkan, “AI berpotensi berkontribusi hingga US$336 miliar terhadap PDB Indonesia. Saat ini, baru sekitar 24,6% perusahaan yang mengadopsi teknologi ini, sementara di tingkat global angkanya sudah mencapai 50–60%. Ini menunjukkan adanya peluang besar bagi bisnis di Indonesia untuk mengejar ketertinggalan.”

Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Wakil Ketua Umum I AFTECH, Lily M. Sambuaga, menekankan bahwa kolaborasi antara fintech, regulator, dan pelaku industri adalah kunci untuk memperkuat inklusi keuangan nasional. “Digitalisasi B2B hasil kolaborasi lintas sektor dapat memperluas akses keuangan secara masif. Kolaborasi yang baik dan berkelanjutan akan menciptakan ekosistem digital yang kompetitif dan berdaya saing global,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif AFTECH, Aries Setiadi, menambahkan bahwa tahun 2025 akan menjadi momentum penting bagi pelaku usaha untuk menyeimbangkan antara inovasi teknologi dan keamanan siber demi menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan.

Masa Depan Bisnis Digital Indonesia

CEO dan Co-Founder Paper.id Yosia Sugialam menegaskan bahwa 2025 akan menjadi tahun krusial bagi pelaku bisnis. “Adopsi teknologi akan menjadi faktor utama dalam menentukan kemampuan bisnis untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar global yang terus berkembang. Kami akan terus menghadirkan inovasi yang relevan untuk membantu bisnis memaksimalkan peluang,” tutup Yosia.

Transformasi digital pembayaran B2B di Indonesia sedang memasuki babak baru. Dengan adopsi teknologi seperti AI, ML, dan otomatisasi keuangan, pelaku bisnis kini memiliki peluang besar untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keamanan. Melalui kolaborasi lintas sektor dan komitmen terhadap inovasi berkelanjutan, Indonesia siap menuju ekosistem ekonomi digital yang lebih inklusif, kompetitif, dan berdaya saing global.