Kilas Balik 5 Tahun Perjalanan IBL di Bawah Kepemimpinan Junas Miradiarsyah
Marketing.co.id – Berita Marketing | Sejak digelar pada 2003, Indonesian Baskerball League (IBL) telah menjalani perkembangan dan dinamika pasang surutnya. Dari sisi pengelolaannya, IBL pun sempat beberapa kali mengalami perubahan.
Mengutip buku 20 tahun Perjalanan IBL, IBL tercatat dipimpin oleh Ary Sudarsono selama 1 tahun (2003), Agus Mauro selama 3 tahun (2004-2006), Hasani Abdulgani selama 2 tahun (2007-2009), beralih ke NBL dengan kepemimpinan Azrul Ananda selama 5 tahun (2010-2015), dan kemudian ke Hasan Gozali selama 3 tahun (2016-2019).
Para pemimpin di masa pendahulu tersebut berhasil membawa berbagai pencapaian dan keberhasilan yang membentuk dasar penyelenggaraan event olahraga yang baik di Indonesia. Sementara itu, di kepemimpinan 5 tahun terakhir IBL, Junas Miradiarsyah sejak 2020, sebagai musim pertama kiprahnya sebagai pemimpin liga, berhasil menorehkan perjalanan sebagai musim yang bersejarah. Tidak hanya pada cabang olahraga bola basket, namun juga di seluruh skena olahraga seluruh dunia, dimana masyarakat olahraga harus menghadapi ujian terberat, pandemi Covid-19.
Kini, IBL siap memasuki musim ke-22 pada tahun 2025. Musim ini juga akan menjadi musim ke-6 bagi Jonas dan menjadikannya sosok dimana sejak awal berdiri IBL sampai saat ini, bertahan dengan periode terlama sebagai nakhoda liga tertinggi di Indonesia.
Menengok kilas balik penyelenggaraannya, berikut beberapa catatan pencapaian IBL di era Jonas Miradiarsyah:
Bangkit dari Covid-19
IBL menjadi liga nasional pertama yang berhasil bangkit dari Covid-19. IBL lolos dari jurang kehancuran masa Covid-19. Bahkan, dengan keberaniannya IBL berhasil bangkit lebih tinggi setelah melalui perjalanan panjang yang tak mudah. IBL menjadi kompetisi nasional pertama yang menghadirkan kembali kompetisi. Pada 2021, dokumen protokol kesehatan ajang olahraganya menjadi panduan bagi banyak cabang olahraga lain di Indonesia dengan konsep penyelenggaraan Bubble.
Jumlah peserta tertinggi
Setelah masa kemunduran dengan berkurangnya peserta dari 12 menjadi 9 pada 2019, pada 2021, IBL mencapai angka peserta tertinggi dari 10 menjadi 16 setelah era Covid-19 serta munculnya kepercayaan dari berbagai sektor usaha baru. Jumlah 16 peserta ini merupakan angka tertinggi sepanjang Sejarah IBL.
Periode kompetisi dan jumlah pertandingan tertinggi
Sebelumnya, periode kompetisi IBL durasinya 3,5 bulan dengan jumlah pertandingan 97. Saat ini durasinya menjadi 6,5 bulan dengan jumlah pertandingan di babak regular menjadi 240 pada 2023. Ini merupakan kompetisi dengan periode terpanjang sekaligus jumlah pertandingan terbanyak sepanjang sejarah.
Konsep Home & Awal pertama untuk bola basket
Setelah 20 tahun lebih berkompetisi dengan konsep series, pada 2024, IBL melakukan revolusi format dengan Home & Awal. Konsep ini membuktikan bahwa bola basket bukan hanya sekadar kompetisi, namun juga berupaya membangun industri secara konkrit.
Kategori pemain baru
Pada 2024, Jonas menghadirkan kategori pemain baru, yakni penggunaan pemain asing sebanyak 3 pemain, dan adanya kategori naturalisasi serta heritage (keturunan). Banyaknya pemain naturalisasi dan heritage yang bergabung bersama pemain lokal berkualitas membuat persaingan kian sengit, menghibur dan menarik untuk ditonton. Tentunya, ini membuat liga IBL menjadi ‘naik kelas’.
CEO Indonesian Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah mengakui bahwa perjalanan membangun industri memang masih Panjang. Namun, dengan adanya berbagai indikator peningkatan ini terlihat bahwa IBL mulai menemukan jalan yang tepat dan di tangan yang tepat.
Dengan adanya dukungan PP PERBASI dan kehadiran FIBA di Indonesia serta program-program untuk memasyarakatkan bola basket di Indonesia, IBL seharusnya makin percaya diri dan fokus dalam perjalanan menuju puncak yang lebih tinggi.
“Lewat melakukan breaktrough-menggelar IBL secara profesional, me-manage sport event, kita meyakinkan industri untuk melihat potensi besar yang ada dan turut terlibat dan berpartisipasi dalam menghidupkan lebih besar olahraga bola basket ini. Kompetitif, begitu menghibur sekaligus menggagas standar baru penyelenggaraan acara olahraga!” kata Junas bersemangat.
Pemain basket Pelita Jaya Andakara Prastawa mengakui bahwa penyelenggaraan dan pertandingan IBL semakin baik. Di tingkat SMA dan Kampus, level pertandingannya juga meningkat.
“Menurut saya ini akan memunculkan banyak bakat baru dan tentu saja bagus untuk perkembangan olahraga bola basket Indonesia. Sebagai atlet olahraga bola basket kini bisa dibilang sudah bisa menjadi profesi menjanjikan dengan masa depan yang sangat baik,” ujarnya.