5 Pelajaran Personal Branding dari Jose Mourinho

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Jose-Mourinho-1

Dibenci sekaligus diidolakan, itulah Jose Mourinho. Sosoknya begitu fenomenal. Ketika tidak ada pertandingan, Jose Mourinho yang kini kembali ke Inggris untuk melatih Chelsea selalu menjadi pemberitaan banyak media.

Tentu saja, itu adalah hasil dari kesuksesan pria Portugis – kendati ada beberapa tindakan-tindakan dia yang aneh – dalam membangun personal branding. Dia  tidak hanya mampu bertahan melewati ujian waktu, namun juga berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi dan area sekitarnya.

Mourinho “Mou” sebenarnya merupakan contoh nyata betapa pentingnya personal branding, baik dari sisi media offline maupun online.

Berikut lima pelajaran yang bisa Anda renungkan dari pelatih yang sukses membangun merek sendiri bahkan mengalahkan pemain bintangnya seperti kami kutip dari Business2community.com:

Personal brand Anda didasarkan pada hasil

Dalam jangka pendek, personal brand dapat direkayasa oleh PR dan ahli komunikasi, namun hanya akan bertahan melewati ujian waktu jika itu memang karakter yang nyata.

Prestasi berulang Mourinho dengan tim berbeda telah mendorongnya menjadi pelatih sepak bola yang luar biasa. Merek “Mou” pun mulai menggelepar dan perlu mutasi untuk bertahan hidup. Contoh lainnya adalah mantan juara dunia dan pelatih Argentina, Maradona.

Personal brand yang kuat artinya margin error lebih besar

Bahkan pendukung Mourinho yang paling bersemangat sekalipun menunjukkan penilaian buruk untuknya, baik di dalam maupun luar lapangan. Tapi pelajaran bagi kita adalah tindakan dan kesalahan yang dapat membahayakan karirnya sebagai pelatih bagi Mourinho hanyalah sebuah rintangan belaka. Rintangan yang dapat dia hindari dengan sangat mudah.

Hal ini menunjukkan pentingnya loyalitas merek bagi individu sama seperti halnya merek. Ketika merek menjamin loyalitas pengikutnya, identifikasi psikologi dibuat sebagai bagian dari mereka. Seperti yang kita semua tahu, kita lebih siap memaafkan kesalahan kita dibanding orang lain.

Personal branding melipatgandakan pengaruh dalam organisasi

Personal branding telah memungkinkan individu-individu seperti Jose Mourinho untuk mencapai tingkat pengaruh yang lebih besar dalam organisasi. Dalam sejarah sepak bola, baru Mou yang berhasil memanfaatkan Real Madrid, dan belum pernah disamai oleh pelatih sepak bola profesional lainnya.

Sehingga para pengkritik mengatakan sekarang identitas organisasi (Real Madrid) tersebut sedang terdilusi oleh individu – dengan semua hal yang dapat membawa risiko. Jadi, sangatlah mungkin, “personal brand yang kuat = pengaruh yang lebih besar”.

Personal branding memerlukan perhatian yang konstan

Ketika personal brand kita menjadi lebih kuat, lebih dikenal, dan lebih menghasilkan, gema pendapat dan tindakan kita secara eksponensial menjadi besar. Dengan begitu personal branding kita menuntut perawatan dan perhatian yang konstan.

Kerusakan yang diakibatkan oleh sebuah komentar negatif atau foto yang tidak sesuai bisa menimbulkan kerusakan pada merek. Dengan begitu kita harus menahan diri dan mendelegasikan unsur manajemen personal branding dan berkomunikasi dengan para ahli untuk mencari bantuan – seperti Mourinho dengan Eladio Parames. Kecuali seperti halnya yang dilakukan oleh Mou, kontrovesi bekerja sesuai keinginan Anda!

Personal brand Anda adalah milik pengikut juga

Salah satu kesalahan terburuk perusahaan besar terkadang membuat asumsi bahwa merek adalah milik mereka dan dapat mengelolanya tanpa dukungan atau masukan dari pengikut.

Bahkan perusahaan multinasional seperti Coca-Cola bisa membuat kesalahan, seperti Coke eposide baru di tahun 80-an. Meskipun dari sudut pandang hukum perusahaan dapat ‘memiliki’ merek mereka, namun dalam prakteknya merek dimiliki bersama oleh banyak penggemar.

Personal brand tidak jauh berbeda. Personal brand Anda adalah sebuah proyek bersama dengan para pengikut. Dalam konteks ini, Mourinho telah siap meminta maaf kepada para pendukungnya untuk beberapa kesalahan yang dia buat – seperti insiden ketika jarinya menusuk mata asisten pelatih Barcelona FC. Permintaan maafnya telah membuat para fansnya memaafkan Mou dengan cepat meskipun media heboh mencela dirinya.

Mourinho mungkin tidak selalu menjadi panutan yang baik bagi sportivitas. Tapi, tanpa diragukan lagi  ia adalah contoh yang hidup di era baru di mana pertumbuhan kekuatan personal branding tidak bisa lagi diabaikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here