5 Pelajaran Integrated Marketing Concept dari Almaz Fried Chicken

0
Oplus_16777216
[Reading Time Estimation: 2 minutes]
Salah satu outlet Almaz Fried Chicken (Gambar: kabarika.id)

Dari konsistensi pesan hingga personal branding founder, dari kontribusi sosial hingga penguatan operasional, Almaz Fried Chicken memberi inspirasi bagi pelaku usaha dan UMKM bahwa Integrated Marketing Concept adalah kunci untuk bertahan dan tumbuh di tengah persaingan yang ketat.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Di tengah derasnya persaingan ayam goreng cepat saji, siapa sangka sebuah brand lokal dengan bumbu khas Timur Tengah bisa mencuri perhatian pasar. Namanya Almaz Fried Chicken. Baru berdiri setahun, brand ini sudah menjadi buah bibir, bukan hanya karena rasanya yang unik, tetapi juga karena cara ia memasarkan dirinya.

Sejak berdiri pada Juni 2024, brand ini sudah membuka lebih dari 141 outlet dan menargetkan 200 outlet hingga akhir 2025. Kesuksesan Almaz tidak datang secara kebetulan. Mereka menjalankan strategi Integrated Marketing Concept (IMC), pendekatan pemasaran terintegrasi yang membuat pesan brand konsisten di berbagai saluran komunikasi. Alhasil, Almaz bukan hanya dikenal karena produknya, tetapi juga karena kekuatan ceritanya.

Banyak brand bicara soal Integrated Marketing Concept, tapi hanya segelintir yang mampu mengeksekusinya dengan totalitas. Berikut lima pelajaran penting dari cara Almaz Fried Chicken menerapkan Integrated Marketing Concept.

Konsistensi di Semua Saluran

Integrated Marketing Concept menuntut brand untuk menyampaikan pesan yang sama di berbagai kanal. Almaz membuktikan konsistensi ini melalui lima pilar yaitu social media activity, public relation activity, exhibition, digital campaign, dan personal branding.

Dengan strategi tersebut, konsumen selalu melihat pesan yang selaras yaitu rasa khas Timur Tengah, harga terjangkau, dan nilai sosial yang diusung.

Public Relation Harus Punya Nilai Sosial

Almaz tidak hanya memanfaatkan PR untuk publisitas. Mereka menjadikannya sarana kontribusi sosial, misalnya dengan menyumbangkan 5% keuntungan untuk Palestina dan menciptakan lapangan kerja di daerah.

Langkah ini membuat brand punya kedekatan emosional dengan konsumen, sekaligus menambah kepercayaan publik.

Peran Founder dalam Personal Branding

Dalam IMC, sosok founder bisa menjadi aset berharga. Okta Wirawan, pendiri Almaz Fried Chicken, tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga tampil sebagai wajah publik yang menginspirasi. Personal branding ini memperkuat citra brand dan menarik calon mitra bisnis.

Fondasi Operasional Tak Kalah Penting

Ekspansi cepat tidak mungkin berhasil tanpa sistem yang kuat. Almaz memperkuat operasional dengan sentral kitchen di berbagai wilayah. Strategi ini menjaga standar rasa sekaligus memastikan pasokan bahan baku tetap lancar.

Operasional yang solid mendukung efektivitas kampanye pemasaran, karena konsumen akan mendapatkan pengalaman produk yang konsisten.

Target Ambisius, Eksekusi Realistis

Almaz menetapkan target 250 outlet hingga Februari 2026, dengan ekspansi ke Lombok, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi. Target besar ini diimbangi dengan strategi IMC yang terencana dan operasional yang siap. Pemasaran yang baik harus selalu diikuti eksekusi yang realistis dan terukur, kan?

Kisah Almaz memberi inspirasi bahwa Integrated Marketing Concept bukan monopoli brand besar. Brand lokal yang relatif baru pun bisa sukses menerapkan strategi ini. Dengan keberanian, kreativitas, dan konsistensi, strategi ini mampu menjadi mesin pertumbuhan sekaligus diferensiasi di tengah pasar yang sesak.