Kesesuaian Budaya Pengaruhi Perkembangan Karir Anda

Kami telah melihat istilah ‘kesesuaian budaya perusahaan’ yang digunakan dengan frekuensi yang terus meningkat mengacu pada perekrutan dan pencarian pekerjaan. Tapi mengapa sebenarnya itu penting, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kepuasan kerja dan prospek pertumbuhan karir? Secara sederhana, kesesuaian budaya (dalam konteks ini) mengacu pada kesesuaian nilai dan kepercayaan antara karyawan dan organisasi/perusahaan.

Misalnya, seseorang yang mencintai daging akan merasa sangat sulit untuk menyesuaikan nilainya dengan PETA, atau organisasi mana pun yang menganjurkan memakan sayuran. Contoh khas lain dari kesesuaian budaya yang buruk adalah adanya seorang ibu yang memiliki anak kecil yang bekerja di sebuah organisasi di mana bekerja larut malam dan akhir pekan adalah sebuah aturan.

Anda mungkin tergoda untuk mengabaikan perbedaan antara nilai Anda dan kepentingan calon atasan Anda, kecuali Anda cukup terbuka untuk beradaptasi, ingatlah bahwa Anda tidak dapat memasukkan pasak persegi ke dalam lubang bundar. Beberapa perbedaan terlalu berat untuk bisa diatasi.

Menurut Inc.com, penelitian telah mengungkapkan bahwa karyawan yang menunjukkan kesesuaian budaya yang baik dengan organisasi tidak hanya mengalami kepuasan kerja yang lebih besar, mereka juga cenderung bertahan di perusahaan lebih lama dan bekerja lebih baik.

Berikut adalah 5 cara umum kesesuaian budaya mempengaruhi perkembangan karir Anda:  

  1. Motivasi
    Bayangkan bekerja di perusahaan yang menghargai keuntungan di atas segalanya, dan tidak memikirkan konsekuensi perusahaannya terhadap lingkungan atau masyarakat. Anda sendiri, di sisi lain, menganggap kurangnya tanggung jawab sosial ini sebagai pukulan besar. Anda merasakan ketidakpuasan yang terus meningkat dan tingginya rasa tidak semangat karena Anda memaksa diri untuk melakukan pekerjaan sehari-hari di tempat kerja.
  2. Produktivitas
    Jika Anda tidak saling berbagi nilai atau kepercayaan dengan organisasi, kemungkinan besar Anda mungkin tidak memiliki banyak kesamaan dengan sebagian besar rekan kerja. Situasi tidak saling berhubungan ini pada akhirnya akan membuat Anda acuh tak acuh terhadap pekerjaan. Anda tidak akan menemukan kenikmatan dalam tugas sehari-hari, yang pasti akan menyebabkan produktivitas menurun.
  3. Inspirasi
    Kita merasa paling terinspirasi saat bekerja ketika dapat berhubungan dengan visi dan sasaran perusahaan, terutama saat tujuannya sejalan dengan keinginan kita. Inilah yang menciptakan sinergi di tempat kerja. Kekuatan magis kolaborasi antara orang-orang yang sejalan pikirannya memicu hasil yang tidak dapat dicapai oleh orang yang bekerja sendiri.
  4. Kesetiakawanan
    Rekan kerja dapat meningkatkan kebahagiaan kita di tempat kerja, atau bisa membuat kita benar-benar menderita. Jika Anda mendapati sebagian besar rekan kerja suka berpesta di akhir minggu-termasuk atasan – tapi Anda tidak melakukannya, Anda tidak akan bersenang-senang di tempat kerja. Di sisi lain, jika Anda adalah orang yang supel tapi semua rekan-rekan lain adalah introvert, Anda akan merasa aneh juga. Intinya, kesetiakawanan dengan kolega merupakan elemen penting dari kepuasan kerja seseorang.
  5. Pertumbuhan
    Tentu, jika Anda menikmati apa yang dilakukan dan mencintai lingkungan kerja dan kolega, Anda akan berkinerja baik di tempat kerja dan merasa lebih mudah untuk menanjak di perusahaan. Berhubungan baik dengan atasan dan rekan kerja pasti akan menjadi rintangan yang lebih sedikit untuk pertumbuhan karir Anda.

Seberapun menggodanya tawaran pekerjaan, akan bernilai saat Anda mengevaluasi tingkat kesesuaian sebelum menerima tawaran itu. Idealnya, Anda harus bertahan dalam pekerjaan apa pun setidaknya selama beberapa tahun sebelum melakukan perubahan, demi pengembangan karir Anda. Jadi jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Fokus pada gambaran besarnya. (Jobstreetcom)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.