Bata dan 4 Strategi Bertahan di Tengah Penjualan yang Terus Merugi

0
Brand sepatu bata telah membuktikan bahwa brand-brand yang telah lama berdiri bisa berkembang dengan merangkul perubahan dan masa depan
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Brand sepatu bata telah membuktikan bahwa brand-brand yang telah lama berdiri bisa berkembang dengan merangkul perubahan dan masa depanBata Indonesia memutuskan menutup pabrik di Purwakarta setelah puluhan tahun beroperasi. Di tengah penurunan penjualan dan tekanan industri ritel, perusahaan sepatu legendaris ini menyiapkan strategi baru untuk bertahan dan kembali kompetitif.

Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Sepatu Bata Tbk (Bata Indonesia) resmi menghentikan kegiatan produksinya di pabrik Purwakarta, Jawa Barat. Keputusan ini diumumkan pada pertengahan 2025, dan menjadi langkah strategis perusahaan untuk menekan kerugian yang terus berlanjut dalam beberapa tahun terakhir.

Langkah tersebut diambil setelah perusahaan mencatat penurunan penjualan yang signifikan akibat perubahan tren konsumen, meningkatnya persaingan dengan brand lokal, serta pergeseran perilaku belanja masyarakat ke platform digital.

Baca Juga: Jurus Bata Menjadi Perusahaan Ritel Modern dan Relevan

Menurut manajemen Bata, penutupan pabrik ini merupakan bagian dari restrukturisasi bisnis global. Produksi sepatu Bata kini akan dialihkan ke fasilitas manufaktur di negara lain yang lebih efisien. Sementara kegiatan distribusi dan penjualan di Indonesia akan tetap berjalan seperti biasa.

Penyebab Bata Tertekan

Telah hadir di Indonesia sejak 1931, Bata menghadapi tantangan berat dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan gaya hidup masyarakat pascapandemi membuat permintaan sepatu formal menurun drastis. Selerasi konsumen saat ini bergeser ke sepatu kasual dan olahraga.

Selain itu, brand-brand lokal dan internasional semakin agresif merebut pasar anak muda dengan menawarkan desain trendi dan strategi digital marketing yang kuat. Bata, yang lama dikenal sebagai brand sepatu keluarga, kini harus beradaptasi dengan selera konsumen generasi baru yang mengutamakan gaya, harga, dan kecepatan tren.

Strategi Bata Perbaiki Kinerja Bisnis

Meski pabriknya berhenti beroperasi, Bata Indonesia tidak mundur dari pasar. Perusahaan menyiapkan empat strategi untuk bertahan dan memperbaiki kinerja bisnisnya di tengah penjualan yang terus merugi.

1. Digitalisasi dan Penjualan Online

Setelah menutup pabrik di Purwakarta, Bata memperkuat kehadirannya di platform eCommerce seperti LazMall, ShopeeMall, dan Tokopedia Official Store. Melalui kampanye digital dan promo eksklusif, Bata berupaya memperluas jangkauannya ke konsumen muda dan digital-savvy.

2. Rasionalisasi Gerai dan Efisiensi Operasional

Perusahaan akan menutup gerai dengan performa rendah dan memperkuat toko di lokasi strategis dengan konsep visual yang lebih modern. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi biaya dan pengalaman pelanggan.

3. Reposisi Brand dan Inovasi Produk

Bata kini fokus menghadirkan lini produk kasual dan lifestyle, seperti sneakers dan sandal ringan, agar lebih relevan dengan tren pasar. Kolaborasi dengan desainer lokal juga dilakukan untuk memperkuat citra brand yang lebih segar.

4. Optimalisasi Rantai Pasok Global

Dengan memanfaatkan jaringan manufaktur regional, Bata dapat menekan biaya produksi dan mempercepat peluncuran produk baru di pasar.

Keputusan Bata menutup pabrik Purwakarta memperlihatkan tantangan nyata industri ritel alas kaki di Indonesia. Model bisnis lama yang bertumpu pada produksi lokal kini sulit bersaing. Langkah Bata menuju model bisnis asset-light — mengandalkan produksi melalui mitra global — dipandang sebagai cara untuk menyesuaikan diri dengan realitas baru pasar ritel yang kompetitif dan berbasis digital.

Baca Juga: Tren Teknologi Digital Yang Dapat Mendorong Digitalisasi B2B di 2025

Meskipun menghadapi masa sulit, Bata Indonesia masih memiliki modal kuat berupa reputasi brand yang terpercaya, jaringan distribusi yang luas, serta loyalitas pelanggan. Kunci kesuksesan Bata ke depan terletak pada kemampuannya melakukan transformasi digital, mempercepat inovasi produk, dan membangun koneksi emosional dengan konsumen muda. Dengan strategi yang lebih ramping dan fokus pada digitalisasi, Bata berharap dapat kembali memperkuat posisinya sebagai salah satu brand alas kaki paling ikonik di Indonesia.