Untuk mengawali transformasi digital, UMKM dapat memulai dari lingkup yang kecil, menetapkan tujuan dan area bisnis, melakukan pengawasan dan memastikan adanya dukungan pasca implementasi.
Marketing.co.id – Berita UMKM | Sejak pertama kali diumumkan pada Januari 2020, Covid-19 telah membawa dampak yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia, terutama aspek kesehatan dan perekonomian. Saat ini, pemulihan ekonomi juga telah menjadi salah satu agenda utama pemerintah Indonesia.
Presiden Joko Widodo menyampaikan dalam berbagai kesempatan termasuk di dalam KTT G20 bahwa UMKM menjadi salah satu fokus utama dalam mempercepat pemulihan ekonomi yang inklusif. Beliau juga menekankan besarnya peran UMKM sebagai jaring pengaman bagi masyarakat penghasilan rendah dan juga penyerapan tenaga kerja.
Bagaimana tidak, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) tahun lalu, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07%. UMKM mampu menyerap 97% dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,42% dari total investasi di Indonesia.
Di tengah pandemi Covid-19 yang berkecamuk, pelaku UKM menghadapi tantangan dari berbagai sisi, termasuk gangguan dalam rantai pasokan, menurunnya permintaan lokal dan internasional, perubahan perilaku konsumen, kekurangan tenaga kerja. Masalah krisis iklim juga menjadi isu yang menjadi sorotan berbagai pemangku kepentingan dan konsumen global yang akan berdampak terhadap dunia usaha.
Para pemilik UKM tentu mengetahui pentingnya mempersiapkan usaha mereka untuk menghadapi kondisi-kondisi tidak terduga, namun tidak banyak yang telah bersiap untuk mengantisipasi terjadinya krisis global yang sedemikian meluas ini.
Kondisi saat ini tengah berangsur-angsur pulih. Aktivitas ekonomi mulai kembali mencari peluangnya untuk melesat, memanfaatkan momentum landainya kasus Covid-19. Para pelaku usaha mulai meramu ulang strategi bisnisnya.
Namun, pelaku usaha juga perlu mengingat pelajaran penting dari krisis Covid-19 lalu bahwa keberhasilan perusahaan bertahan dalam jangka waktu panjang di masa krisis terletak pada kemampuan perusahaan untuk cepat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan ketahanan bisnisnya. Elektrifikasi, otomasi bisnis dan digitalisasi proses kerja bukanlah sebuah opsi, melainkan sebuah kebutuhan yang cepat atau lambat harus diterapkan.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, hal yang dapat dipetik dari pandemi Covid-19 adalah pentingnya memiliki dan menerapkan sistem manajemen risiko yang memberikan ruang lebih untuk fleksibilitas dan desentralisasi pada seluruh proses operasional termasuk model rantai pasokan.
“Anda perlu membangun ketahanan dalam sistem pasokan untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan secara jangka panjang. Hal ini dimungkinkan dengan mengombinasikan elektrifikasi dengan teknologi otomasi dan digital, atau kami menyebutnya Electricity 4.0,” ujarnya.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus dipahami UMKM agar transformasi digitalnya dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi bisnisnya?
Mulai dari yang kecil dan rasakan manfaatnya
Identifikasi proses atau langkah dalam produksi yang dapat memperoleh manfaat dari otomatisasi. Libatkan tim Anda dalam tahap perencanaan dan implementasi, memberikan energi positif bagi mereka untuk menjadi bagian dari proses transformatif yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan dan pola pikir mereka.
Tetapkan beberapa tujuan dan area yang membutuhkan otomatis
Misalnya mengakomodasi proses produksi agar lebih tepat waktu, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan konsistensi yang lebih tinggi, untuk menghemat biaya atau meningkatkan kapasitas, meningkatkan waktu ke pasar, meningkatkan reputasi Anda sebagai pemasok, dan fokus pada peningkatan keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
Lakukan pengawasan dan pastikan adanya dukungan pasca implementasi
Pelayanan berupa dukungan dan pemeliharaan sangat penting. Apakah penyedia teknologi otomasi yang Anda gunakan memberikan warranty, adanya ketersediaan suku cadang, dan bantuan teknis saat dibutuhkan? Apakah terdapat pra-pelatihan terkait kompetensi yang dibutuhkan, dan apakah ada kursus sertifikasi yang dapat diambil untuk menjadi bagian dari proses otomatisasi. Terdapat beberapa tahapan dalam implementasi dan setiap tahapan berperan penting.
“Schneider Electric memiliki Automation Starter Pack yang mencakup layanan, hardware dan software untuk UKM yaitu SME Jumpstart Automation Package yang menggunakan augmented reality (AR) dan pemantauan berbasis cloud untuk meningkatkan manajemen dan pemeliharaan mesin dan membantu memulai perjalanan otomasinya; mendigitalisasi database dari yang berbasis hardcopy menjadi database online; memungkinkan pelacakan kinerja secara jarak jauh, dan membantu UKM memastikan proses transformasi mereka berkelanjutan,” tutup Roberto.