Revolusi industri terus bergulir, mulai dari industri 1.0 yang terjadi pada akhir abad ke-18 dengan ditemukannya produksi mekanis menggunakan tenaga air dan uap. Lalu dilanjutkan dengan industri 2.0 dimulai di akhir abad ke-19 yang disebut juga fase pesatnya industrialisasi, ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam.
Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang dan lainnya. Setelah itu industri 3.0 yang terjadi pada awal 1970 dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi berbasis komputer dan internet. Hingga akhirnya kita berada di awal revolusi industri 4.0.
CEO PT Duta Sukses Dunia Yudi Chandra mengatakan, sekarang sudah mulai memasuki revolusi industri 4.0 dan ini sangatlah berbeda dari sebelumnya, dimana kita akan dapat mendesain dunia dan mengubah realitas di sekitar kita dengan perubahan secara atom dan molekul, perubahan secara nanoteknologi ditambah dengan segala sesuatunya di dunia yang terkoneksi internet.
“Di revolusi industri 4.0 ini segala sesuatu menjadi transparan, dan perbedaan akan satu produk dengan produk yang lain terlihat jelas. Hanya yang terbaiklah yang akan bertahan,” ujar Yudi kepada awak media di kawasan Menteng, Jakarta, (17/12).
Menurut Yudi, revolusi industri 4.0 bisa menjadi peluang emas bagi mereka yang dapat beradaptasi dengan mengadaptasi skill dan mentalitas baru dengan cepat.
Yudi membeberkan beberapa tips sukses bagi para leader atau pemimpin bisnis di era revolusi industri 4.0.
Berikut 3 hal yang harus dilakukan leader di era industry 4.0:
1) Leader harus dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan yang jelas
Sangat penting bagi seorang leader untuk dapat berkomunikasi, membuat tim merasa aman, membuat sebuah engagement dan menjadi sebuah komunitas yang searah. Memiliki cetak biru yang dapat diipahami, dimengerti dan diyakini seluruh anggota organisasi atau perusahaan.Â
“Leader harus dapat membuat kepercayaan di dalam diri tim. Leader harus memiliki visi yang bukan sekadar untuk perusahaan, tetapi juga memiliki pengaruh untuk seluruh timnya,” ungkap Yudi.
2) Leader memiliki kecepatan dalam membuat keputusan
Di era industri 4.0, segala sesuatunya berubah dengan cepat. Zaman di mana leader hanya berada di kantor dengan komputer dan bekerja dengan data setelah terkumpul sudah dirasa telat. Leader harus turun dan melihat langsung. Leader harus mengevaluasi dan mengontrol tim bersama-sama. Feedback atau masukan perlu dilakukan secara konstan dan terintegrasi bukan hanya secara internal namun juga terhubung dengan puhak eksternal seperti klien dan supplier.
“Leader harus berani, mau menerima, mendorong, dan memotivasi tim untuk memberikan feedback terhadap kepemimpinannya demi kemajuan bersama. Akan lebih baik ketika leader juga dapat menantang dirinya keluar dari zona nyaman dengan melakukan coaching dan menerima feedback dari orang di luar organisasi,” lanjut Yudi.
3) Leader dapat memilih dan mendevelop talent
Generasi di mana pekerja loyal dan setia bekerja pada satu perusahaan sudah mulai tergantikan dengan generasi yang mudah bosan dan mobile. Generasi yang lebih memilih untuk bekerja secara bebas, menjadi entrepreneur sendiri dan tidak terikat oleh satu perusahaan. Â
Mengingat tingginya turnover karyawan, yang harus dilakukan seorang leader adalah bukan hanya dapat memilih talent yang tepat tetapi juga perlu mendevelop talent dengan cepat sehingga mereka dapat lebih loyal dan produktif lebih lama di perusahaan.Â
“Banyak cara yang bisa dilakukan di antaranya group interview, NLP, atau face reading,” kata Yudi.
Lebih lanjut Yudi mengatakan, seorang leader atau perusahaan yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat dari pemikiran tradisional akan punah. Sebaliknya, leader atau perusahaan yang bergerilya yang terkoneksi, berkolaborasi, terus belajar, terbuka akan perubahan, memiliki tim yang bergairah, serta mengadaptasi teknologi atau cara yang lebih maju akan menjadi pemimpin di industrinya.