Menyikapi kondisi ekonomi dan pertumbuhan bisnis yang cenderung stagnan di tahun-tahun sebelumnya, PT.Sharp Electronics Indonesia (SEID) membidik pasar online sebagai strategi jitu menghadapi persaingan di 2017. Sebelumnya, channel penjualan melalui online telah dilakukan Sharp dengan menggandeng beberapa ecommerce sebagai mitra. Akan tetapi diakui National Sales Senior General Manager PT SEID, Andry Adi Utomo hal tersebut belum dioptimalisasi secara maksimal. Kontribusi penjualan online Sharp baru mencapai 1 persen.
“Kita akan fokus di modern online. Pasalnya, online merupakan bisnis yang paling kebal hingga kini dimana saat bisnis lainnya justru turun dan bisnis ini masih punya peluang luar biasa. Setiap tahun pertumbuhan bisnis pasar ecommerce selalu naik dan di 2017 diprediksi tumbuh 22 persen dari tahun 2016. U ntuk itu kami optimistis targetkan 500 persen di 2017 atau naik 5 kali lipat dari tahun sebelumnya,” ujar Andry saat jumpa pers di Jakarta.
Meski demikian Andry menyadari berbagai resiko yang mesti ia hadapi di pasar online yakni keberadaan ritel offline Sharp yang merasa terancam serta karakteristik khusus dari konsumen home appliance yang kurang sesuai dengan sistem belanja online. Menyiasati hal tersebut, Sharp melakukan strategi membedakan produk yang dijual di online dan di offline. Misalnya produk untuk pasar online sifatnya unik dan lebih fast moving seperti LED dengan inchi kecil, ultasonic washer (penghilang noda dengan teknologi ultasonik) atau small catcher. Produk-produk di kategori ini dikategorikan sebagai segmen Small Business Home Appliance. Segmen tersebutlah yang menjadi fokus Sharp di 2017.
“Khusus untuk mitra offline, kami edukasi dan support supaya ikut berjualan online di market-market place yang menjadi partner. Jadi tidak tumpang tindih melainkan justru menguntungkan,” kata Andry.
Sejauh ini beberapa ecommerce yang telah digandeng Sharp meliputi Lazada, Blibli, bhineka.com dan mataharimall.com. Kedepannya Andry akan menambah jumlah ecommerce partner guna meningkatkan pendapatan Rp 7,8 triliun yan diperoleh Sharp sepanjang 2016.
Angelina Merlyana Ladjar